ARTI MANTRA "OM MANI PADME HUM"
Mantra ini sangat umum
di lafalkan di negara-negara Buddhis. Di kisahkan pada saat Yang Ariya Padma
Sambawa hendak meninggalkan Tibet, pada saat itu Umat Buddha bertanya kepadanya
cara untuk mengadapi masa akhir Dhamma, dimana banyak unsur-unsur yang akan
menghancurkan Dhamma. Pintu Dhamma apa yang harus kita latih supaya kita senantiasa
di lindungi oleh para pelindung Dhamma? disini Yang Ariya Padma Sanbawa
mengajarkan mantra Om Mani Padme Hum.
Sebetulnya om mani padme
hum berasal dari kata AUM – AUM – AUM. Disini kita berusaha agar pikiran,
ucapan dan perbuatan kita bisa mencerminkan pikiran, ucapan dan perbuatan dari
seorang Buddha. Arti kata Aum Mani adalah Permata, Permata melambangkan Dhamma,
ajaran, metode dalam melaksanakan Dhamma. Metode ajaran itu seperti sesuatu
yang dapat menerangi tempat yang gelap. Bagaikan batu permata yang indah dan
mahal, walaupun diletakkan ditempat yang gelap dia akan terang dan bersinar.
Padme adalah
Teratai-teratai yang melambangkan kebijaksanaan (prajna), teratai tumbuh di
kolam yang berlumpur namun tidak ternodai oleh lumpur sebaliknya teratai
memberikan kesan suci, bersih dan melambangkan kesucian dan kebijaksanaan.
Siswa Buddha yang melaksanakan Dharma di tengah kekotoran dan penderitaan
duniawi yang kotor (cerita tentang tanam teratai) bagaikan bunga teratai yang indah
di atas lumpur yang kotor. Maka dari itulah teratai melambangkan kebijaksanaan
dan kesucian.
Kebijaksanaan kita
peroleh dari pengalaman kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan sehari-hari kita
senantiasa berinteraksi menghadapi berbagai macam kesulitan. Dengan menghadapi
bermacam kesulitan-kesulitan itulah yang menyebabkan munculnya kebijaksanaan
dalam diri kita.
Kemudian kata Hum adalah
gabungan antara ajaran dan kebijaksanaan, jadi arti dari pada Om Mani Padme Hum
adalah, bagaimana melalui Penggabungan antara ajaran dan kebijaksanaan kita
bisa merubah pikiran kata-kata dan perbuatan kita menjadi pikiran kata-kata dan
perbuatan Buddha. Jelas ini adalah mantra inti dari pada Avalokitesvara, tetapi
sekaligus merupakan mantra inti dari pada Buddha, para Buddha di dalam hati
kita.
Buddha bukan ada pada
rupang (patung Buddha) namun ada di dalam hati kita, setiap makhluk memiliki
benih-benih kebuddhaan dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai
kebuddhaan dan memperoleh pencerahan. Dengan memperoleh kesempurnaan, maka
tidak ada lagi penderitaan duniawi dan kelahiran kembali.
Jadi sebagai umat
Buddha, kita harus dengan tekun melafalkan mantra Om Mani Padme Hum. Dengan
pikiran, ucapan, dan perbuatan benar melaksakan Dharma ajaran Buddha sehingga
kita semua dalam kehidupan ini dapat mencapai kebahagiaan yang sejati.
Posting Komentar